Senin, 05 Desember 2011

Kisah Kelahiran Hanuman


Kisah Kelahiran Hanuman

Pada jaman dahulu kala hiduplah Resi Gautama yang sangat khusuk dalam beribadah, Resi Gautama bertapa di Gunung Sukendra. Karena kekhusukannya Resi Gautama dianugrahi sesosok bidadar cantik dari khayangan yang bernama Dewi Windrati yang tak lain adalah bidadari yang pernah menjalin hubungan asmara dengan Bathara Surya atau biasa di sebut Dewa Matahari.
Dari pernikahan tersebut Resi Gautama dan Dewi Windrati dikaruia tiga orang anak yaitu,  Dewi Anjani, Guwarsa dan Guwarsi. Tahun telah berganti tahun, dan kini putra-putrinya telah beranjak dewasa. Dan Dewi Windrati baru teringat dengan pemberian sang mantan kekasih, yaitu sebuah Cupu Manik Astagina yang berisikan Tirta Perwitasari atau air kehidupan.  Hadiah itu di berikan karena Bathara Surya sangat menyayangi Dewi Windrati.  Dan Bathara Surya berpesan agar tidak menunjukkan apalagi memberikan Cupu Manik Astagina pada siapapun karena jika hal itu dilanggar, maka sesuatu yang buruk akan terjadi.
Pada suatu ketika Dewi Windrati mengabaikan pesan Baratha Surya. Dewi Windrati memberikan Cupu Manik Astagina itu kepada putrinya Dewi Anjani. Saat akn diberikan pada Dewi anjani, Dewi Windrati secara tak sengaja mengangkat Cupu Manik Astagina itu ke arah matahari seketika itu mereka berdua melihat seisi jagad raya melalui Cupu Manik Astagina itu. Di saat yang bersamaan kedua putranya mengatahui hal itu dan terjadilah keributan.
 Mendengar keributan itu Resi Gautama naik pitam dan marah habis-habisan. Dan mengutuk Dewi Windrati menjadi patung dan dilempar hingga tiba di sebuah negri. Setelah kejadian itu mereka bertga berebut Cupu Manik Astagina.
Karena emosinya yang tak terkontrol, Resi Gautama menendang bagian tutup Cupu Manik Astagina dan jatuh ke negri Ayodya Pala dan jadilah Telaga Sumala. Tanpa berpikir panjang Guarsi dan Guarsa mengejar ke arah jatuhnya tutup Cupu Manik Astagina itu. Kemudian Guarsi sampai terlebih dahulu sampai di Telaga Nirmala, Tanpa berpikir panjang Guarsi menceburkan diri kedalam telaga dan beranggapan jika tutup Cupu Manik Astagina tersebut jatuh ke dalam telaga. Kemudian tak lama kemudian guarsa tiba dan menceburkan diri ke dalam telaga. Di dalam telaga Guarsi menyebut Guarsa sebagai kera dan begitupun sebaliknya. Hingga disadari mereka berdua telah berubah menjadi kera.
Dengan adanya kejadian itu Guarsa dan Guarsi hendak mengingatkan Ratna Anjani agar tak menyentuh air telaga itu sedikitpun. Namun mereka berdua terlambat karena Ratna Anjani telah membasuh muka dengan air telaga itu, seketika itu pila waja Ratna Anjani berubah bak seekor kera.
Dengan naluri seorang ayah, Resi Gautama memberikan beberapa ajian agar mereka bisa kembali lagi menjadi sesosok manusia yang seutuhnya. Guarsa dan Guarsi diberikan ajian Danasona yang merupakan cikal bakal dari bala tentara peperangan yang berupa seratus ekor kera. Dan Ratna Anjani harus melewati rintangan yang sangat berat yakni bertapa dengan mengapungkan tubuhnya tanpa makan dan minum.
Suatu hari melintaslah seorang pangeran yang gagah perkasa yang tiba-tiba jatuh cinta pada Ratna Anjani. Pangeran itu tak lain adalah titisan dari Bathara Surya, pangeran itu berinisiatif untuk menghanyutkan selembar daun, dan daun itu menghampiri mulut Ratna Anjani tak berapa lama Ratna Anjani memakan daun itu. Dan saat yang bersamaan cahaya terang itu muncul saat Ratna Anjani memakan daun itu. Dari situlah bertiuplah ruh calon bayi, kemudian Ratna Anjani mengandung dan beberapa waktu kemudian lahirlah seorang bayi yang diberi nama Hanuman.

1 komentar: