Jumat, 02 Maret 2012

Sepotong Cerita Cinta

PART 1
Situasi kelas saat ini sangat gaduh dan ramai.Tiba-tiba saja b.Diana masuk ke dalam kenal kelas.Kelas kami dikenal sebagai kelas yang tidak memiliki prestasi,terutama nilai pelajaran bahasa inggris.
Diana: “selamat pagi anak-anak”
Semua: (hanya terdiam)
Angga &alfiyah: “selamat pagi”
Diana:”baiklah anak-anak,buka buku bahasa inggris kalian,kerjakan halaman 11,saya masih ada urusan sebentar,30 menit lagi saya akan kembali dan pekerjaan kalian harus sudah terkumpul di meja”
Intan:”iya bu”
Beberapa menit kemudian
Angga:”wah,sulit juga soal ini”
Intan:”boleh tidak aku mencontek hasil kerja kamu?”
Angga:”apa maksudmu?,tidak bisa,kerjakan sendiri”
Alfiyah:”hey,teman-teman apakah tugas kalian sudah selesai?”
Semua:”dikumpulkan besok saja,kami belum selesai”
Angga:”tapi bu diana menyuruh kita mengumpulkannya hari ini”
Alfiyah:”ya,aku setuju,bagaiman menurut kalian?”
Angga:”ah,aku tak peduli dengan omongan bu diana”
Nia:”siapa tidak peduli dengan orang itu”
Septy:”untuk apa kita mengerjakannya,aku sedang malas”
Ella:”aku setuju dengan kalian semua”
Intan:”jadi keputusannya yang mengumpilkan tugas ini hanya dua orang saja”
Alfiyah:”ya,dan aku tak peduli dengan kalian,mengerti kalian”
Septy:”tak masalah untuk aku”
Beberapa saat kemudian
Diana:”anak-anak mana tugas kalian?,mengapa hanya dua orang saja yang mengumpilkan tugasnya?”
Septy:”kami tidak mengerjakan tugasnya ”
Diana:”kenapa?”
nia: ”kami malas untuk mengerjakannya bu”
Diana:”tapi .....”
Ella:”sudahlah bu....kami tidak peduli”
Bel istirahat telah berbunyi dan setelah kejadian itu bu diana tidak sanggup lagi mengajar kelas kami.Dan bu diana memutuskan untuk berhenti menjadi guru bahasa inggris kami”
Part 2
Di kantin
Septy:”ella,aku ingin curhat dengan kamu”
Ella:”oh iya,kamu mau cerita apa?”
Septy:”sebenarnya aku punya rasa dengan seseoang,namanya....,ehm...ada nia datang.hai nia....hari ini kamu cantik deh”
Nia:”biasa aja deh,tidak usah merayu.teman-teman ayo kita pergi dari sini,disini ada orang yang menyebalkan”
Intan:”oke,ayo kita pergi aku muak melihat mukanya”
Septy:”maaf ella aku mengabaikan kamu”
Ella:”tidak apa-apa”
Septy:”sebenarnya aku memiliki rasa pada nia,namun aku takaut untuk menyatakannya”
Ella:”tapi septy....”
Tiba-tiba bel masuk pelajaran sudah berbunyihulu kalian
Keesokan harinya,seorang guru bahasa inggris yang baru,masuk ke dalam kelas kami.
Dian:”hello,selamat pagi semuanya”
Semua:”selamat pagi”
Dian:”saya akan memperkenalkan diri saya,nama saya dian,kalian bisa memanggil saya ibu dian,disini saya akan menggantikan bu diana mengajar pelajaran bahasa inggris”
Septy:”hahaha,saya takut”
Dian:”apa maksud kamu”
Septy:”aku takut”
Dian:”kenapa?”
Septy:kamu terlihat seperti monster”
Dian:”keluar dari kelas ini”
Septy:”but....”
Dian:”keluar!”
Intan:”huh...guru yang menyebalkan”
Nia:”iya aku setuju dengannya”
Part 4
Beberapa hari mengajar,nilai bahasa inggris mereka mengalami kemajuan.
Dian:”anak-anak buku pelajaran bahasa inggris kalian halaman 25,amatilah gambar yang ada di halaman tersebut!”
Angga:”apakah kita harus mengerjakannya?,itu sulit sekali bu,aku telah mencobanya kemarin”
Alfiyah:”iya,itu sulit sekali bu”
Dian:”saya bangga dengan kalian berdua,bisakah kalian meniru mereka?”
Nia:”huh,menjengkelkan sekali”
Intan:”iya,lebih baik kita abaikan saja perkataannya”
Dian:”diam...!,jangan ganggu teman kalian mengerjakan tugas!”
Dian:”ada apa denganmu ella,saya lihat kamu tampak melamun dari tadi”
Ella:”oh,tidak apa-pa bu”
Dian:”tapi nampaknya ada sesuatu yang kamu pikirkan”
Ella:”mungkin aku hanya kelelahan saja bu..”
Dian:”oke,kumpulkan pekerjaan kalian”
Part 5
Septy:”perhatian semuanya”(sambil naik diatas meja sekolah)
Intan & nia:”hei,apa yang kamu lakukan”
Septy:”aku berdiri disini untuk mengatakan kalau aku cinta padanya”
Nia:”apa maksud kamu?,aku malu,turunlah”
Septy:”aku hanya akan turun jika kamu menerima cintaku”
Nia:”oke,aku terina pernyataan cinta kamu”
Septy:”yes...yes...”
Ella:”selamat ya septy dan nia”
Melihat hal itu ella menghindar dari teman-temannya(intan dan angga mendekati ella)
Intan:”apa yang sedang kamu lakukan?”
Ella:”aku sedih”
Angga:”jangan sedih,ayo senyumlah”
ella:”jangan ganggu aku,pergilah!”
intan:”kenapa kamu bersedih?”
ella:sebenarnya aku suka dengan septy,tapi......,sekarang tak mungkin,karena septy telah bersama orang lain.
Part 6
Intan memberitahu kepada nia bahwa sebenarnya ella menyukai septy,dan nia terkejut mengetahui hal tersebut.
Intan:”nia,sebenarnya ella suka pada septy”
Nia:”apa?,apa maksud kamu?”
Intan:”iya,ella benar-benar suka pada septy”
Nia berlari mencari ella,
Nia:”ella..”
Ella:”ada apa?”
Nia:”maafkan aku,aku telah menyakiti kamu”
Ella:”apa maksud kamu,aku tak mengerti”
Nia:”aku sudah mengerti semuannya,aku mengerti kalau kamu ada perasaan dengan septy,maafkan aku,aku tak bermaksud menyakiti perasaan kamu”
Ella:”sudahlah,jangan pikirkan semua ini,lupakan saja”

KETIKA HUJAN TURUN

Hari telah menjelang senja, sang mentari telah siap menenggelamkan diri. Sebuah keributan kecil terjadi di salah satu rumah kecil yang terletak di sebuah perkampungan kumuh.Yatno yang telah terlihat rapi dengan aroma tubuh yang lebih wangi dari biasanya.
Yatno:”bu,bolehkah aku minta uang?”(sambil mendekati ibunya yang sedang mencuci piring)
Bu wage:”mintalah saja pada bapakmu, ibu tak punya uang”
Tiba-tibabapaknya yang mendengar percakapan mereka langsung naik pitam.
Pak Wage:”untuk apa kau minta uang?, aku tak akan memberikan uang sepeserpun untukmu, masih banyak keperluan lain yang harus didahulukan”
Bu Wage:”ayolah pak, berilah yatno uang, dia itu sudah besar, sudah remaja pak!. Apalagi ini kan malam minggu, mungkin Yatno ada acara dengan teman-temannya, atau barang kali dia sudah mulai pacaran.
Pak Wage:”Sekali tidak ya tetap tidak!, pokoknya tidak, apalagi untuk pacaran, aku susah payah memeras keringat bukan untuk membiayai oarang untuk pacaran.(sambil menggebrak meja)
Bu Wage mengalah dan memilih menghindari pertengkaran dengan Pak Wage. Dengan sembunyi-sembunyi Bu Wage membawa ayam peliharaan suaminya ke rumah tetangga untuk di jual.
Bu wage:”ini nak,....hati-hati di jalan, jangan sAmpai bapakmu tau(sambil memberikan beberapa uang hasil penjualan ayam peliharaan suaminya)
Yatno:”iya bu.....terimakasih. (sambil menerima uang dari ibunya)
Dengan wajah berseri-seri dan senyuman lebar yang mengembang di bibir kusamnya Bu Wage mengantar anak semata wayangnya itu menuju ujung gang. Di balik jendela usang kamar kecil itu Pak wage berdiri sambil mengamati apa yang telah terjadi dihadapannya. Mengetahui ayam peliharaannya hilang seekor. Ia diam saja dan tak berkomentar apapun.
Butiran air langit turun membasahi bumi, hawa dingin semakin merasuk ke tulang. Jam Dinding bioskop telah menjunjukkan pukul 21.00,itu tandanya film yang tadi di putar pukul 19.00 sudah hampir habis. Pak wage duduk di dalam becak hawa dingin menjadikan pak wage merasa sangat menyayangkan rokoknya yang hanya tinggal sebatang.
Beberapa tukang becak mondar-mandir di depan ruang tunggu bioskop. Tak mau kalah dengan yang lain, Pak Wage ikut berebut penumpang, sambil melihat-lihat poster film sesekali Pak Wage menengok ke arah pintu keluar. Tak lama kemudia pintu teater satu dan tiganpun dibuka. Penontonpun berduyun-duyun keluar. Para tukang becak segera menyerbu dan tak ada satupun dari mereka yang tak kebagian penumpang.
Telah beberapa kali Pak Wage mengantar penumpangnya. Masih ada teater dua dan empat yang belum di buka, itu artinya masih ada beberapa lembar rupiah yang bisa di harapkan. Akhirnya pintu teater dua dan empat dibuka. Dalam kondisi hujan deras seperti ini tak ada pilihan lain selain naik becak kecuali yang membawa kendaraan sendiri.
Pak Wage:”Becak mas...?,kemana, sih?(tawar pak wage sambil menghampiri muda-mudi yang kebingungan melihat hujan turun)
Pasangan tersebut menyebut nama sebuah jalan.
Pak Wage:”empat ribu saja mas”
Tanpa menawar pasangan itu langsung naik ke dalam becak. Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya Pak Wage mengayuh becak dengan sekuat tenaga. Setelah mengantar penumpang tersebut Pak Wage ingin pulang, namun hati kecilnya menginginkan kembali ke Bioskop. Mungkin saja masih ada sisa rupiah yang masih bisa didapatnya. Pak Wgemenghampiri pasangan muda-mudi yang berteduh di teras bioskop.
Mila:”ayo,bang,...kita pulang”
Yatno:”nanti saja kalau hujannya sudah reda”
Mila:”sampai kapan?,ini sudah malam, itu becaknya sudah datang. Kalau mas tidak punya uang,biar aku saja yang bayar”.(sambil menarik tangan yatno ke arah Pak Wage)
Dengan segera Pak Wage membuka tirai penutup becaknya. Pasangan muda-mudi itupun meloncat ke dalam becak. Sekilas Pak Wage melihat wajah pasangan tersebut. Ia merasa tak asing dengan wajah pemuda itu, Ia terkejut itu adalah Yatno anaknya. Pak Wage segera menguasai keadaan. Dengan segera mengayuh becaknya.Tak pernah terpikirkan sama sekali jika penumpang terakhirnya adalah anaknya sendiri.
Mila:”kok diam saja mas?”
Yatno:”nggak apa-apa “
Mila:”mas marah ya?”
Yatno:”enggak kok”
Mila:”ya,jangan diam gitu dong”
Dinginnya air hujan yang membasahi tubuhnya seketika terasa hilang. Ada kebanggan tersendiri di dalam lubuk hatinya. Namun tak terasa air mata telah membasahi pipinya seakan ada yang menusuk relung hatinya ketika mengetahui anaknya seperti tak mengenali bapaknya di depan kekasihnya itu. Mungkin ia malu memiliki bapak yang hanya seorang tukang becak.

LET GO

BAGIAN 5
Kegiatan favorit Caraka setiap pulang sekolah adalah melcunur ke rental VCD dekat rumahnya. Menonton Film merupakan hobinya, Karena keinginannya sejak kecil adalah menjadi sutradara Film terkenal. Baginya, Film adalah dunia yang sangat menarik. Melalui film pula Raka menjelajah imajinasinya, tak ada satupun sudut yang tak terkunjungi, dan tak ada pikiran yang tak terungkapkan.
Raka: “Flag Of Our Father....Flag Of Our Father...”(gumam Raka sambil menjelajahi deretan VCD)
Saat telah menemukan VCD yang dicari, tiba-tiba ada satu tangan yang secara bersamaan memegang VCD itu.
Raka:”Nadya!”(Raka terpekekik kecil)
Nadya:”Yup....!”
Raka:”Ngapain disini?”(Raka terheran)
Nadya:”Apa yang biasanya kamu lakukan di rantal VCD, beli baju?”(Nadya agak mengejek)
Raka:”Maksudnya ngapain harus di rental ini?”
Nadya:”Karena rental ini adalah rental dengan jarak terdekat dengan rumahku”
Raka:”Emang rumah kamu dimana?”
Nadya:”Rumahku di Jalan Yogya,bukankah rumahmu di Jalan Surabaya?”
Raka:”Kenapa kamu bisa tau?”
Nadya:”Ah...tak ada gunanya untuk dibahas”
Raka:”Tapi.....”(belum sempat melanjutkan kata-katanya, Nadya telah memotongnya)
Nadya:”Bolehkah kau singkirkan tanganmu dari VCD ini?”
Raka:”Ah....tidak bisa...aku duluan yang akan meminjamnya”(sambil menyingkirkan tangan Nadya)
Nadya:”Bukannya perempuan yang seharusnya di dahulukan?”
Raka:”Sorry, di zaman sekarang yang berlaku adalah kesetaraan genre”
Nadya:”You are no gentlement!”
Nadya mengutip kata-kata dari dari film Gone With The Wind
Raka:”And you miss, are no lady. Don’t think that i hold that against you”
Nadya:”Kamu tahu juga?”(Nadya membatu terkejut dengan perkataan raka)
Raka:”My favourite”(Raka mengangkat bahu sambil meringis)
Nadya:”Terus...terus...apalagi?”(Nadya mencengkeram tangan Raka)
Raka:”Casablanca”(sambil menepis tangan Nadya)
Nadya:”Kalau sutradara favorit?”
Raka:”Clint Eastwood, kamu pikir buat apa aku ngotot pinjam VCD ini”(sambil mengangkat VCD itu)
Cukup lama Nadya menatap mata Raka tanpa kata-kata
Nadya:”Oke,kau telah membuatku takut, kalau begitu kau dulu saja yang duluan, hem...., ternyata...diam-diam kamu mencari tahu tentangku kan?”
Raka:”Apa??”
Nadya:”Sudahlah, jujurlah...”
Raka:”Hah?”
Nadya:”Casablanca dan Gone With The Wind itu bukanlah film yang banyak disukai oleh remaja seumuran kita, apalagi kamu”
Raka:”apa maksudmu dengan apalagi kamu?”
Nadya:”Lagian, biasanya Steven Spielberg lebih disukai daripada Clint Eastwood, sudahlah ngaku aja, kamu mencari tahu semua tentangku kan?, semua persamaan ini terlalu aneh”
Raka:”Dan kamu kira aku pura-pura suka gara-gara tahu kalau kamu juga suka?”
Nadya:”Aku kira,ini sudah saatnya untuk berhenti berpura-pura”
Raka:”Tapi..., aku emang bener-bener gak tahu, kedua film ini memang film favoritku”
Nadya:”Masak sih?”(nadya mengejek Raka)
Raka:”Round up the usual suspect”(Raka mengutip line dari film Casablanca)
Nadya:”Nice try ka....,kamu kan bisa nyari line itu di internet”
Mendengar cibiran bertubu-tubi Nadya, Raka merasa harus melakukan sesuatu untuk membersihkan namanya, akhirnya Raka teringat dengan kata-kata khas Casablanca.
Raka:”I stick my neck out for nobody”(Raka mengucapkan dengan lantang)
Nadya:”Nggak nyangka ya...ternyata kamu rela nonton film itu demi aku”(Nadya semakin besar kepala)
Raka:”What???, yaudahlah apa katamu aja deh”(Raka membalikkan badan)
Nadya:”Maaf...maaf...., aku bercanda, aku tahu kok kalau kamu gak pura-pura”(sambil menarik baju raka)
Raka:”Permintaan maaf telah diterima, bisakah lepas tanganmu, bajuku melar nih”
Nadya:”Sorry...”(melepas tangannya)
Raka:”Aku duluan...”(bergegas menuju meja kasir)
Ketika Raka berjalan keluar dari rental VCD, ternyata Nadya berada di belakang Raka.
Raka:”Jadi, kamu pinjem apa?”
Nadya:”Enggak tahu, orang aku ke sini cuma mau pinjem yang ada di tanganmu itu kok. ”(mengangkat bahu lalu menunjuk VCD yang di pegang oleh Raka)
Raka:”Oke, kamu liat duluan yang nonton lalu kamu emang segitu pengennya nonton film ini”
Nadya:”Hah?!,beneran?”(sudah bersiap dengan sepedanya)
Raka:”Kamu nonton duluan aja, terus balikin ke aku lagi”(sambil mengacungkan VCD itu)
Nadya:”Serius?”(heran)
Raka:”Sekarang sih iya, tapi gak tahu deh lima menit lagi”
Nadya:”Kenapa kamu nglakuin ini?”(sambil mengambil VCD yang diacungkan Raka)
Raka:”Manusia itu memang aneh, kalau ada yang berbuat jahat, mereka marah, tapi kalau ada yang berbuat baik, mereka curiga”
Nadya:”bukan begitu maksudku”
Raka:”Kalau gak mau ya udah”(sambil mencoba merebut VCD dari tangan Nadya)
Nadya:”Eits....mau kok..hehe,thanks”(sambil tersenyum)
Raka:”Manis!”
Nadya:”Apanya?”
Raka:”Senyum”
Nadya:”Senyumku?”(menunjuk dirinya sendiri)
Raka:”Yupz...”
Nadya:”Yang bener?”
Raka:”Kok gitu?”
Nadya:”Maksud kamu apa?”
Raka:”Kenapa harus heran kyak gitu?”
Nadya:”Ehm....gak kok, bukan apa-apa”
Raka:”Atau...jangan-jangan ada kata-kataku yang salah?”
Nadya:”engg.....”
Raka:”Kamu gak tahu ya, kalau senyummu itu manis, atau jangan-jangan selama ini belum pernah ada yang memberi tahumu kalau senymmu itu manis?”
Nadya menunduk seakan-akan mengiyakan perkataan teman sekelasnya itu.
Raka:”Wah!, teman-temanmu selama ini ternyata payah juga ya!”
Nadya:”Bukan!”
Raka:”So?”
Nadya:”Karena, selama ini, teman-temanku adalah tipe orang yang berpikir sebelum bertindak”
Raka:”Jadi, maksudmu?, aku ini tipe orang yang bertindak sebelum berpikir?”
Nadya:”Lho, kamu gak tahu?”(pura-pura terkejut)
Raka:”Apa maksudmu?”
Nadya:”Atau...jangan-jangan selama ini belum pernah ada yang memberi tahumu tentang itu ya?”
Raka:”Kembalikan VCD-nya!!, aku gak jadi minjemin ke kamu”(Raka berteriak)
Nadya:”Maaf, kamu udah minjemin ke aku, dan laki-laki gak boleh menarik omongannya”(Nadya berteriak sambil mengayuh sepedahnya).



Dibawah Lindungan Ka’bah (Ironi Cerita Cinta Beda Kasta)


Perjalanan cerita cinta anak manusia memang tak selalu berjalan mulus sesuai dengan apa yang diinginkan, terkadang terdapat pula kerikil-kerikil tajam yang menghambat indahnya perjalanan cerita cinta. Begitu pula yang dengan film bergenre religi produksi MD Intertainment yaitu film “Dibawah Lindungan Ka’bah” atau (DLK), film yang disutradarai Hanny R Saputra ini diadaptasi dari novel dengan judul sama karya H.Abdul Malik Karim atau yang lebih populer dengan sebutan HAMKA ini mengangkat tema perjalanan cinta beda kasta dengan latar pada tahun 1920-an.
Film yang dulunya juga pernah dirilis dengan judul yang sama di era 80-an ini ditampilkan dengan basic yang berbeda, jika DLK tahun 80-an lebih dominan menceritakan pemberontakan rakyat minang kabau terhadap penjajahan belanda dan sifat proteksionis seorang suami terhadap istri, lain halnya dengan film yang diproduksi pada tahun 2011 ini lebih dominan dengan hukum adat dan syariat islam yang begitu kuat terpatri dalam jiwa masyarakat lokal.
Cinta abadi adalah menu utama yang ingin disuguhkan film ini, dimana sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin, kemudian cinta dengan caranya sendiri telah merubah sebuah kemustahilan menjadi sebuah kelaziman. Perbedaan genre serta strata sosial memang merupakan permasalahan yang kompleks dalam perjalanan hidup manusia diangkat menjadi sebuah kisah cinta berbalut ironi. Impian bahwa manusia bebas untuk mencintai dan dicintai telah menjadi bumbu penyedap cerita cinta Hamid dan Zainab.
Laudya Cinthya Bella sangat piawai membawakan peran tokoh Zainab, gadis desa yang lugu dengan segala kesederhanaannya. Tak kalah piawainya, Harjuno Ali atau lebih populer dengan nama Herjunot Ali tampil dengan sangat menakjubkan membawakan peran sebagai Hamid dengan karakter satun, sabar dan cerdas, telah membuat kita lupa sejenak dengan perannya yang cuek dan brutal dalam film Reality Cinta Rock n’ Roll.
Film yang dirilis pada september 2011 ini, diperankan bintang-bintang yang tergolong “baru” di dunia perfilman, antara lain adalah Tara Budiman dan Niken Anjani, namun akting bintang-bintang baru ini diracik dengan perpaduan yang pas dengan akting bintang senior antara lain Yessy Goesman, Widyawati, dan Didi Petet.
Aturan adat yang dianggap konservatif dan syariat islam yang mulai di tinggalkan pada saat ini, dengan hadirnya film ini telah berhasil membuat para pemirsanya membuka mata akan pentingnya nilai-nilai tersebut. Bukan berarti kolot ataupun apalah, namun setidaknya film ini memberikan gambaran tentang agungnya norma kesopanan serta kesusilaan di negara yang menganut adat ketimuran ini.
DLK setidaknya telah mengajari para penikmat film jenis ini untuk bersabar, tegar, dan tabah menjalani semua jalan hidup dengan segala rintangannya. DLK bagaikan angin segar bagi masyarakat Indonesia, khususnya para remaja yang haus akan tontonan berbasic religi. Di tengah ketatnya film bernuansa horor, film ini bisa mendulang kesuksesan.
DLK bercerita mengenai perjalanan cerita cinta dua anak manusia yang tak bisa bersatu karena adanya perbedaan strata sosial dan ekonomi di antara keduanya, tokoh Zainab dengan latar keluarga kaya dan terpandang, serta tokoh Hamid yang hanya seorang anak janda yang bekerja di rumah keluarga Zainab. Karena besarnya intensitas pertemuan diantara keduanya, maka timbulah benih-benih asmara di antara keduanya.Suatu hari jatuhlah Zainab ke dalam sungai, tak ada seorangpun yang menolong, namun dengan sigap Hamid menolongnya dan dengan refleks memberinya bantuan berupa nafas buatan. Perbuatan yang semata-mata hanya untuk menolong dan dianggap tidak senonoh  itu terjadi di hadapan puluhan warga kampung. Dengan kejadian itu para tetua adat dan ulama kampung menjatuhkan hukuman berupa pengusiran dari kampung.
Konflik yang terjadi tak hanya berhenti di situ saja, di tengah situasi yang menggoncang psikis Zainab, Orang tua Zainab berniat menjodohkannya dengan lelaki yang sama sekali tidak dicintainya. Kejadian tersebut telah membuatnya depresi dan tertekan. Dengan terusirnya Hamid dari kampungnya, Hamid memiliki ambisi untuk mewujudkan mimpinya untuk menunaikan ibadah haji dan memanjatkan do’a yang dititipkan Zainab agar Zainab menikah dengan seseorang yang dicintai serta mencintainya seperti mimpinya dulu. Keduanya menyerahkan semuanya di tangan Tuhan, inilah kisah cinta yang tak harus memiliki, menyerahkan segala sesuatunya pada ridha ilahi, menuju cinta yang haqiqi.
Secara sepintas film ini terlihat cukup baik, namun jika diamati secara seksama, saat adegan Hamid dan Zainab berberbincang di balik tembok, adegan itu terlihat diambil secara tersendiri dan penggabungannya kurang rapi. Terlebih saat Hamid menunaikan ibadah haji, penggabungan latar kota mekkah dengan tokohnya terlihat kurang rapi. Apalagi visualisasi produk-produk sponsor yang terkesan dipaksa, membuat penonton meluncurkan berbagai pertanyaan. Dan membuat jalan cerita menjadi kurang menggigit.
Namun secara keseluruhan film ini layak untuk ditonton, film ini memberikn inspirasi bagi penonton. Film inilah yang dibutuhkan remaja yang memiliki iman yang gersang, agar mereka membuka mata tentang pentingnya norma-norma di sekitar kita, serta percaya pada jalan Tuhan, bahwa sesungguhnya semua akan indah pada waktunya.

Esai Ketika Cinta Bertasbih 2


Film Ketika Cinta Bertasbih 2 adalah film Indonesia yang identik ceritanya berbau kerohanian atau dapat dikatakan sebagai film bergenre religius. Film dengan nuansa religi ini merupakan kutipan atau bentuk dari novel dengan judul sama yang ditulis oleh Habiburrahman El Shirazy dan dijadikan film yang disutradarai oleh Chaerul Umam. Film yang memiliki banyak hikmah ini mampu merasuk dalam sanubari masyarakat Indonesia yang haus akan iman dan makhlik sempurna didunia ini dapat luluh dengan apa yang telah ditayangkan dalam film yang bernuansa religi.
Tidak mudah juga mencari Aktor yang tepat untuk menjadi tokoh dalam film ini. Habiburrahman El shirazy yang menjadi sumber perancang juga turun dalam audisi untuk mencari aktor yang akan memainkan filmnya. Usaha yang dilakukan sang sutradara ini benar-benar matang dan sangat memuaskan hasilnya. Menemukan Kholidi Asadik Alam menjadi tokoh Azzam dan memilih Okky Setiana Dewi kembali menjadi tokoh Anna Althafunisa.
Tokoh Azzam yang dibintangi oleh aktor bernama Kholidi Asadik Alam ini bersifat sangat lembut, sopan terhadap orang tuanya serta memegang teguh agama islam. Dengan ilmu yang dia tempuh di Kairo membuatnya semakin tebal akan ilmu agama. Serta tokoh Anna Althafunisa yang diperankan kembali oleh Okky Setiana Dewi dengan sifatnya yang sangat lembut pula. Anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya dan juga berpegang teguh dalam agamanya. Mereka berdua masih menjadi pusat cerita atau sebagai tokoh utama dalam film yang menggambarkan nuansa religi yang sangat dalam.
Didukung skenario penuh konflik, tapi dengan lembut atau tidak kasar dan selalu rendah hati dan sopan santun yang dijunjung tinggi. Bukan konflik emosional yang meledak-ledak. Tetapi lebih kepada konflik seseorang dengan nasibnya dengan kepala dingin dan tetap tawakal. Secara tidak langsung, para penonton diberi contoh bagaimana menghadapi masalah. Dengan cara bagaimana kita menghadapi masalah. Tidak dengan emosional tetapi dengan berusaha dan diserahkan kepada yang kuasa tentunya. Sabar dan selalu bertawakal adalah kunci agar masalah terselesaikan dengan baik itulah yang dicontohkan kepada kita semua dalam film yang berdurasi lumayan lama ini.
Film KCB pertama dan kedua hamper sama. Dan aktornya masih tetap. Hanya saja, latar tempatnya yang berubah. KCB pertama kebanyakan latar tempatnya berada di Mesir. Beda dengan KCB yang kedua, kebanyakan dan bahkan terpusat hanya di Indonesia saja. Tidak lagi ada di Mesir. Tetapi, adegan-adegan yang ada dalam film tersebut mengharukan, sedih, bangga, masalah-masalah yang menimpa, dan tak ketinggalan lagi yaitu tentang cinta yang sebenar-benarnya cinta. Cinta yang tak beradegan berlebihan, tetapi merasuk dalam sanubari yang paling dalam. Intinya, cinta yang sesempurnanya cinta. Dan menunjukkan kepada penonton bahwa cinta memang suci dan jodoh takkan lari jauh dari kita jika kita tidak mempermainkan cinta suci.
Kisah di film kedua memang berangkat dari Azzam yang dilanda kecewa karena ditinggal menikah Anna Athafunnisa (Oki Setiana Dewi) yang dinikahi Furqon (Andi Arsyil Rahman). Dirinya pun bertemu dengan Vivi (Asmirandah), dokter cantik yang baru saja lulus dari Universitas Diponegoro.

Dan para penonton diajak untuk merenung bagaimana ketika kita mendapat masalah seperti yang dialami oleh Azzam. Ketika ia akan menikah dengan Vivi, lalu Azzam dan Ibunya kecelakaan dan Ibunya meninggal dunia? Apa yang akan kita rasakan ketika kita juga mengalami hal yang sama dengan adegan tersebut? Apa para aktor dalam film tersebut dapat mempengaruhi hati kita? Mungkin hanya orang yang berhati keras yang tidak mengeluarkan air matanya ketika melihat adegan yang benar-benar sukses dan benar-benar merasuk dalam semua bagian otak yang akan terisi penuh dengan air mata. Dan menghabiskan air mata kita ketika kita melihat klimaks dari adegan yang mendapatkan musibah yang bertubi-tubi. Tetapi apa yang dilakukan Azzam? Dia tetap tabah, sabar dan tetap berserah diri kepada Yang Maha Esa. Serta tetap menjunjung tinggi ketegaran hidupnya bersama musibah-musibah yang diberikan Tuhan kepadanya. Kita juga dapat melihat bagaimana karakter-karakter para tokoh yang benar-benar pas dengan adegannya. Dan karakter yang benar-benar muncul. Aura-aura yang Nampak sangat begitu sempurna dari semua tokoh. Mulai dari ibu Azzam yang benar-benar polos dan mencerminkan wanita desa yang lugu dan berpegang teguh pada agama. Serta Husna yang selalu patuh terhadap orang tuanya serta kakak tercintanya, Azzam. Dan Azzam yang menunjukkan kesopanan dan ketabahan, yang pada saat adegan ketika Azzam sampai dirumahnya dan berlutut dihadapan ibunya. Benar-benar kejadian yang mengharukan. Dan saat ibunya meninggal itulah yang benar-benar menguras air mata kita dan klimaks yang benar-benar dapat memasuki alam bawah sadar kita. Sehingga kita dapat merasakan betapa hancurnya Azzam ketika itu.
Tak hanya aktor yang teraudisi saja yang penampilannya sangat cocok dengan karakternya. Tetapi juga dengan adanya perpaduan aktor yang sudah berpengalaman dan sudah menjadi senior aktor yang benar-benar hebat dalam berakting. Yakni H. Deddy Mizwar yang memerankan ayah Anna dengan sangat baik dan sangat cocok dengan karakter yang diperankannya.
Menurut saya, acungan seribu jempol, bahkan berjuta-juta jempol untuk film Ketika Cinta Bertasbih ini. Memang pantas para Aktor, sutradara dan crew yang mengemas film tersebut dengan sebaik-baiknya. Karena selain sebagai hiburan, film ini juga memberikan ilmu agama yang benar-benar baik dan terkemas dengan paduan yang pas. Komposisi yang benar-benar hebat. Agar para penonton juga merenungkan serta dapat mengambil perilaku serta sikap yang baik dan dapat mempertebal imannya kepada Tuhan.
Memang film seperti inilah yang dibutuhkan oleh semua masyarakat, agar dapat meniru perilaku yang benar-benar baik serta dapat mencontoh hal-hal yang baik dari segi agama atau dari segi yang lainnya. Dan memang sangatlah pas komposisi dari film ini, keindahan, keserasian, keagamaan, dan dengan sejuta manfaat yang sangat banyak.

Aplikasi Roman dalam Dimensi Remaja


Pengaplikasian tema berbau percintaan atau roman tentunya sangat menarik, terlebih untuk kita para remaja yang tengah mengalami masa-masa terindah dalam fase kehidupannya. Dalam kehidupan seseorang tentunya memiliki obsesi serta mimpi tersendiri mengenai perjalanan cintanya. Bila ada ungkapan yang menyatakan bahwa “Di dunia ini tak ada yang gratis”, ungkapan itulah yang tepat untuk menggambarkan usaha yang dibutuhkan untuk meraih obsesi dan mimpi cerita cinta.
            Dalam cerpen berjudul  “Misi Kuping Oranye” karya Rosandra telah digambarkan kerumitan-kerumitan untuk mencapai angan tokoh Wil dalam cerita ini. Cerpen yang bertema kisah percintaan ini sangat mewakili dimensi remaja saat ini. Dengan tingkah laku konyol wil yang digambarkan dengan sangat menarik sehingga mampu membuat pembaca semakin penasaran dengan kelanjutan ceritanya.
            Rosandra sangat lihai membuat pembaca karyanya tercengang kagum dengan jalan cerita cerpen ini. Dengan menggunakan bahasa yang komunikatif yang biasa digunakan sehaari-hari sehingga pembaca mudah memahami , tak hanya itu saja, Rosandra juga menggunakan istilah-istilah gaul khas remaja, ditambah lagi istilah modern dan menyisipkan penggalan  lirik lagu yang dilantunkan David Archuletta yang menyiratkan kesan remaja yang modern dan smart.
            Misi Kuping Oranye tak hanya sekedar cerpen pada umunya yang monoton dan mudah ditebak jalan ceritanya. Dengan kekonyolan-kekonyolan yang ada, membuat karya ini sangat unik dan memberi kesan remaja yang apa adanya.
Misi Kuping Oranye menceritakan kehidupan Wilona atau biasa disapa Will yang tengah merasakan indahnya jatuh cinta. Wil memang tak seperti layaknya remaja putri pada umumnya yang lebih suka menghabiskan waktu untuk ke mall, namun wil lebih suka ngangon kerbau kesayangannya. Namun di balik itu semua, Wil adalah sosok yang luar biasa, pandai memasak, menyulam dan merupaka juara paralel di sekolahnya. Ya mungkin inilah yang ingin diungkapkan Rosandra, bahwa setiap kekurangan pasti berpadu harmonis dengan kekurangan.
Dalam perjalanan pecarian dermaga cintanya, Wil bertemu dengan Atan yang telah berhasil meluluh lantahkan hatinya. Untuk merealisasikan obsesi cerita cintanya, Wil membuat target khusus yang dinamainya dengan “Misi Kuping Oranye”, inilah yang menggambarkan kehidupan sehari-hari , setiap orang mempunyai misi, obsesi, serta keberuntungan.
Dalam cerita ini cenderung didominasi dengan eksploitasi karakter tokoh dan mampu membawa pembaca berimajinasi tanpa batas  menembus dinding-dinding penghalang srta membuat pembaca hanyut terbawa arus alur cerita. Mungkin mayoritas kita beranggapan bahwa misi-misi konyol seperti ini adalah hal yang mustahil, namun pada kenyataannya, di dunia ini tak ada yang tak mungkin asalkan kita mau berusaha untuk mencapainya, ketika Atan dan Wil mengalami kepanikan yang luar bisa di dalam bus reot dalam menghadapi ibu muda yang tengah hamil tua yang hendak melahirkan, sosok Atan yang terkesan cuek tak disangka dengan kedewasaanya mempu menciptakan kondisi yang kondusif dan berhasil menyelamatkan ibu muda itu. Ya mungkin inilah yang menggambarkan remaja yang cenderung dianggap childist,namun disisi lain remaja juga memiliki sisi kedewasaan yang tak terduga.
Ketika semua “Misi Kuping Oranye” rasanya tak mungkin lagi untuk terealisasi, sebuah keajaiban muncul dan menghadirkan “Misi Bocah Sariawan” yang digagas Atan, telah mengubah sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Keajaiban itu pasti ada dan janganlah berparisipsi dalam kehidupan pesimistis, begitu mungkin yang ingin disuguhkan oleh penulis.

By:Dian (dp) Adeena – XI bahasa ^.^
           

Weton Vs Takdir


Berbicara tentang “Weton” ataupun hitungan hari kelahiran tentulah bukan sebuah hal yang asing. Dan tentunya banyak sekali pro dan kontra meneganai hal ini. Bagi kita, terutama para remaja masa kini pastilah menganggap hal ini sebagai sesuatu yang kurang begitu penting ataupun tidak penting sama sekali. Mereka beranggapan hal seperti ini tentulah sebuah hal yang sangat tidak logis, apalagi kita hidup di tengah-tengah era modernisasi. Atau mereka menganggap ini adalah hal yang konservatif.
Namun tak dapat di pungkiri pula bahwa masyarakat indonesia khususnya orang jawa, menjadikan hal ini seakan-akan prinsip ataupun ideologi. Hal-hal seperti ini pulalah yang membuat masyarakat masih berfikir secara kedaerahan dan sulit untuk menjadi maju. Banyak  orang mengatakan bahwa hitungan hari kelahiran seseorang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Namun di dunia ini tak ada seorangpun yang tahu dengan apa yang akan terjadi di masa kini dan yang akan datang. Kita sebagai manusia yang beragama dan mempercayai akan keberadaan Tuhan dan adanya takdir, seharusnya tak perlu was-was ataupun khawatir dan gelisah dengan perhitungan hari kelahiran atau weton.
Di zaman yang modern ini masih saja banyak orang yang bergantung pada perhitungan tanggal kelahiran dalam penentuan hari pernikahan ataupun hal-hal lainnya. Misalnya saja dalam pernikahan, apabila hasil dari perhitungan tersebut berupa hal yang positif, maka akan baik-baik saja dan rencara pernikahan akan diteruskan. Namun apabila hasil perhitungan tanggal lahir tersebut berbuah negatif, maka pernikahan itu tak ayalnya juga akan dibatalkan. Sebenarnya hal-hal seperti itu hanya bergantung pada kepercayaan saja, jika kita mempercayai sesuatu, maka secara tak langsung kita telah tersugesti dengan sendirinya.
Seharusnya sebagai seseorang yang berpendidikan dan hidup di era  modernisasi , kita tidaklah terlalu mempercayai hal-hal tersebut. Namun kita juga tidak boleh mengesampingkan hal-hal semacam ini. Yang terpenting adalah hidup dengan selalu diiring do’a, usaha dan tentunya tak lepas dari takdir. Jika saja weton bisa dikatakan bagus, namun kita tak memilki usaha, itu sama juga bohong. Jadi “weton“ tidaklah satu-satunya hal yang mempengaruhi kehidupan kita.