Jumat, 02 Maret 2012

LET GO

BAGIAN 5
Kegiatan favorit Caraka setiap pulang sekolah adalah melcunur ke rental VCD dekat rumahnya. Menonton Film merupakan hobinya, Karena keinginannya sejak kecil adalah menjadi sutradara Film terkenal. Baginya, Film adalah dunia yang sangat menarik. Melalui film pula Raka menjelajah imajinasinya, tak ada satupun sudut yang tak terkunjungi, dan tak ada pikiran yang tak terungkapkan.
Raka: “Flag Of Our Father....Flag Of Our Father...”(gumam Raka sambil menjelajahi deretan VCD)
Saat telah menemukan VCD yang dicari, tiba-tiba ada satu tangan yang secara bersamaan memegang VCD itu.
Raka:”Nadya!”(Raka terpekekik kecil)
Nadya:”Yup....!”
Raka:”Ngapain disini?”(Raka terheran)
Nadya:”Apa yang biasanya kamu lakukan di rantal VCD, beli baju?”(Nadya agak mengejek)
Raka:”Maksudnya ngapain harus di rental ini?”
Nadya:”Karena rental ini adalah rental dengan jarak terdekat dengan rumahku”
Raka:”Emang rumah kamu dimana?”
Nadya:”Rumahku di Jalan Yogya,bukankah rumahmu di Jalan Surabaya?”
Raka:”Kenapa kamu bisa tau?”
Nadya:”Ah...tak ada gunanya untuk dibahas”
Raka:”Tapi.....”(belum sempat melanjutkan kata-katanya, Nadya telah memotongnya)
Nadya:”Bolehkah kau singkirkan tanganmu dari VCD ini?”
Raka:”Ah....tidak bisa...aku duluan yang akan meminjamnya”(sambil menyingkirkan tangan Nadya)
Nadya:”Bukannya perempuan yang seharusnya di dahulukan?”
Raka:”Sorry, di zaman sekarang yang berlaku adalah kesetaraan genre”
Nadya:”You are no gentlement!”
Nadya mengutip kata-kata dari dari film Gone With The Wind
Raka:”And you miss, are no lady. Don’t think that i hold that against you”
Nadya:”Kamu tahu juga?”(Nadya membatu terkejut dengan perkataan raka)
Raka:”My favourite”(Raka mengangkat bahu sambil meringis)
Nadya:”Terus...terus...apalagi?”(Nadya mencengkeram tangan Raka)
Raka:”Casablanca”(sambil menepis tangan Nadya)
Nadya:”Kalau sutradara favorit?”
Raka:”Clint Eastwood, kamu pikir buat apa aku ngotot pinjam VCD ini”(sambil mengangkat VCD itu)
Cukup lama Nadya menatap mata Raka tanpa kata-kata
Nadya:”Oke,kau telah membuatku takut, kalau begitu kau dulu saja yang duluan, hem...., ternyata...diam-diam kamu mencari tahu tentangku kan?”
Raka:”Apa??”
Nadya:”Sudahlah, jujurlah...”
Raka:”Hah?”
Nadya:”Casablanca dan Gone With The Wind itu bukanlah film yang banyak disukai oleh remaja seumuran kita, apalagi kamu”
Raka:”apa maksudmu dengan apalagi kamu?”
Nadya:”Lagian, biasanya Steven Spielberg lebih disukai daripada Clint Eastwood, sudahlah ngaku aja, kamu mencari tahu semua tentangku kan?, semua persamaan ini terlalu aneh”
Raka:”Dan kamu kira aku pura-pura suka gara-gara tahu kalau kamu juga suka?”
Nadya:”Aku kira,ini sudah saatnya untuk berhenti berpura-pura”
Raka:”Tapi..., aku emang bener-bener gak tahu, kedua film ini memang film favoritku”
Nadya:”Masak sih?”(nadya mengejek Raka)
Raka:”Round up the usual suspect”(Raka mengutip line dari film Casablanca)
Nadya:”Nice try ka....,kamu kan bisa nyari line itu di internet”
Mendengar cibiran bertubu-tubi Nadya, Raka merasa harus melakukan sesuatu untuk membersihkan namanya, akhirnya Raka teringat dengan kata-kata khas Casablanca.
Raka:”I stick my neck out for nobody”(Raka mengucapkan dengan lantang)
Nadya:”Nggak nyangka ya...ternyata kamu rela nonton film itu demi aku”(Nadya semakin besar kepala)
Raka:”What???, yaudahlah apa katamu aja deh”(Raka membalikkan badan)
Nadya:”Maaf...maaf...., aku bercanda, aku tahu kok kalau kamu gak pura-pura”(sambil menarik baju raka)
Raka:”Permintaan maaf telah diterima, bisakah lepas tanganmu, bajuku melar nih”
Nadya:”Sorry...”(melepas tangannya)
Raka:”Aku duluan...”(bergegas menuju meja kasir)
Ketika Raka berjalan keluar dari rental VCD, ternyata Nadya berada di belakang Raka.
Raka:”Jadi, kamu pinjem apa?”
Nadya:”Enggak tahu, orang aku ke sini cuma mau pinjem yang ada di tanganmu itu kok. ”(mengangkat bahu lalu menunjuk VCD yang di pegang oleh Raka)
Raka:”Oke, kamu liat duluan yang nonton lalu kamu emang segitu pengennya nonton film ini”
Nadya:”Hah?!,beneran?”(sudah bersiap dengan sepedanya)
Raka:”Kamu nonton duluan aja, terus balikin ke aku lagi”(sambil mengacungkan VCD itu)
Nadya:”Serius?”(heran)
Raka:”Sekarang sih iya, tapi gak tahu deh lima menit lagi”
Nadya:”Kenapa kamu nglakuin ini?”(sambil mengambil VCD yang diacungkan Raka)
Raka:”Manusia itu memang aneh, kalau ada yang berbuat jahat, mereka marah, tapi kalau ada yang berbuat baik, mereka curiga”
Nadya:”bukan begitu maksudku”
Raka:”Kalau gak mau ya udah”(sambil mencoba merebut VCD dari tangan Nadya)
Nadya:”Eits....mau kok..hehe,thanks”(sambil tersenyum)
Raka:”Manis!”
Nadya:”Apanya?”
Raka:”Senyum”
Nadya:”Senyumku?”(menunjuk dirinya sendiri)
Raka:”Yupz...”
Nadya:”Yang bener?”
Raka:”Kok gitu?”
Nadya:”Maksud kamu apa?”
Raka:”Kenapa harus heran kyak gitu?”
Nadya:”Ehm....gak kok, bukan apa-apa”
Raka:”Atau...jangan-jangan ada kata-kataku yang salah?”
Nadya:”engg.....”
Raka:”Kamu gak tahu ya, kalau senyummu itu manis, atau jangan-jangan selama ini belum pernah ada yang memberi tahumu kalau senymmu itu manis?”
Nadya menunduk seakan-akan mengiyakan perkataan teman sekelasnya itu.
Raka:”Wah!, teman-temanmu selama ini ternyata payah juga ya!”
Nadya:”Bukan!”
Raka:”So?”
Nadya:”Karena, selama ini, teman-temanku adalah tipe orang yang berpikir sebelum bertindak”
Raka:”Jadi, maksudmu?, aku ini tipe orang yang bertindak sebelum berpikir?”
Nadya:”Lho, kamu gak tahu?”(pura-pura terkejut)
Raka:”Apa maksudmu?”
Nadya:”Atau...jangan-jangan selama ini belum pernah ada yang memberi tahumu tentang itu ya?”
Raka:”Kembalikan VCD-nya!!, aku gak jadi minjemin ke kamu”(Raka berteriak)
Nadya:”Maaf, kamu udah minjemin ke aku, dan laki-laki gak boleh menarik omongannya”(Nadya berteriak sambil mengayuh sepedahnya).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar